Benteng De Verwacthing - Wisata Sejarah Kepulauan Sula

Benteng De Verwacthing yakni salah satu wisata sejarah yang patut Anda kunjungi dikala Anda berada di Kepulauan Sula. Benteng ini bera...

Loading...
A+ A-
Benteng De Verwacthing yakni salah satu wisata sejarah yang patut Anda kunjungi dikala Anda Benteng De Verwacthing - Wisata Sejarah Kepulauan Sula

Benteng De Verwacthing yakni salah satu wisata sejarah yang patut Anda kunjungi dikala Anda berada di Kepulauan Sula. Benteng ini berada di kelurahan Sanana, kecamatan Sanana Utara, Pulau Sulabesi, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Benteng ini berada sempurna di depan pelabuhan Sanana yang berada di sentra kota. 

Benteng De Verwacthing mempunyai luas 2.750 meter persegi dengan 4 bastion dan 2 menara pengintai. Tinggi dinding benteng kurang lebih 4 meter. Terdapat dua bangunan penunjang yang ada di dalam benteng tersebut yang dikala ini dipakai sebagai Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sula. Kondisi benteng dikala ini sudah direnovasi dan kesannya menyerupai yang sanggup Anda lihat di foto dibawah ini. 

Benteng De Verwacthing yakni salah satu wisata sejarah yang patut Anda kunjungi dikala Anda Benteng De Verwacthing - Wisata Sejarah Kepulauan Sula
Sumber: Foto Kekunaan
Sejarah
Pada tahun 1623, warga Ternate diperkirakan membangun satu benteng kecil yang dikenal dengan nama Het Klaverblad. Namun, gres pada tahun 1688 ada catatan sejarah perihal benteng Het Klaverblad yang letaknya di Kepulauan Sulu, tepatnya di Pulau Sanana.

Kemudian pada 24 Desember 1736, yaitu masa pemerintahan Amir Iskandar Zulkarnain Saifuddin (1714-1751), benteng kecil Het Klaverblad diperbaharui dan lalu diberi nama De Verwachting. Amir Iskandar Zulkarnain Saifuddin – putra tertua Rotterdam dari istri keempatnya, Sayira – yakni Sultan Ternate ke-14. Amir Iskandar Zulkarnain Saifuddin lahir di Ternate pada 1680 dan lebih dikenal dengan nama Raja Laut, yang diberikan ayahnya. Ia juga dikenal dengan nama Kaicil Sehe.

Pemugaran benteng tersebut berada di bawah pengawasan seorang opsir VOC, Victor Moll. Pemugaran ini memanfaatkan tenaga orang-orang Ternate, yang lalu mereka memahat dinding benteng tersebut dengan hiasan-hiasan bercirikan khas Ternate.

Tulisan-tulisan pada gerbang dan dinding benteng juga dalam bahasa Melayu. Pada tahun 1790-an, catatan sejarah VOC di simpulan periode ke-18 menyebut benteng ini sebagai benteng Alting, berdasarkan nama seorang wali VOC yang memegang tampuk pimpinan antara 1780-1797.

Related

Edukasi-Budaya 8755518961566517902

Post a Comment

Hot in week

Comments

Test iklan

item